Segini Kerugian Akibat Banjir Persisir Jakarta

Banjir jakarta di pesisir utara
Banjir Jakarta di pesisir (Foto:M Rifqi Ibnumasy)

KabarJakarta.com – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kerugian ekonomi imbas banjir pesisir Jakarta mencapai Rp21 triliun per tahun.

Hal tersebut diungkapkannya dalam acara seminar nasional “Strategi perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut di Jakarta” pada Rabu, 10 Januari.

Estimasi kerugian ekonomi hanya di Jakarta saja diperkirakan mencapai Rp21 triliun per tahun, ujar Airlangga. Ia juga menyampaikan bahwa kerugian tersebut dapat terus meningkat setiap tahunnya, mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan.

“Estimasi kerugian ekonomi hanya di Jakarta saja diperkirakan Rp2,1 triliun per tahun,” ucapnya.

Airlangga menuturkan bahwa kerugian ini tidak hanya bersifat langsung, namun juga secara tidak langsung, dan potensi kehilangan kesempatan (opportunity cost) akan jauh berlipat ganda dari angka kerugian langsung tadi.

Ia menjelaskan bahwa wilayah utara Jawa memiliki ancaman seperti erosi, banjir, hingga penurunan permukaan tanah yang disebut land subsidence. Pantura Jawa, menurutnya, terpantau mengalami land subsidence bervariasi antara 1 cm sampai 25 cm per tahun.

Di sisi lain, terdapat ancaman lain seperti kenaikan permukaan air laut sebesar 1 cm hingga 15 cm per tahun di beberapa lokasi, serta fenomena banjir rob. Ini menjadi perhatian serius karena pada 2020, kawasan Pantura Jawa menyumbang sekitar 20.7% PDB Indonesia melalui kegiatan industri perikanan, transportasi, dan pariwisata.

Airlangga menyoroti bahwa wilayah Pantura Jawa juga merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa. Oleh karena itu, ancaman land subsidence dan fenomena banjir rob di Kawasan Pantura Jawa tidak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional, tapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut, yang berpotensi terkena dampak bencana.

“Di samping itu, wilayah Pantura Jawa juga merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa,” ucap Airlangga.

Airlangga memperkirakan setidaknya terdapat 70 kawasan industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, dan wilayah perekonomian lainnya yang akan terdampak jika penanganan permasalahan degradasi di Pantura Jawa tidak segera ditangani dengan baik.