KabarJakarta.com, Jakarta — Samsung menggelar pelatihan design thinking yang merupakan bagian dari Program Samsung Solve for Tomorrow untuk mengubah mindset atau pola pikir siswa dalam memecahkan masalah.
Samsung menggelar Samsung Solve for Tomorrow (SSFT), sebagai komitmen untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan memfasilitasi siswa Indonesia untuk meraih mimpi mereka di bidang pendidikan dan keberlanjutan.
Siswa dilatih mulai dari menuangkan ide hingga membuat rencana agar ide mereka dapat terwujud dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono mengatakan kontribusi Samsung terhadap pendidikan di Indonesia dan komitmen menjadi bagian dari education movement untuk Indonesia yang lebih baik.
"Samsung Solve for Tomorrow bertujuan mempersiapkan future leader dengan mengajak anak-anak muda mewujudkan perubahan nyata dan positif untuk hari esok yang lebih baik,” ungkapnya, Senin (24/07)
Samsung Solve for Tomorrow telah menerima 300 proposal dari para siswa SMA/SMK/MA dari berbagai kota yang disaring menjadi 40 proposal masuk dalam semifinalis.
Samsung menyiapkan sesi mentoring untuk para semifinalis, agar mereka dapat mempertajam proposal ide menjadi perencanaan yang memberikan perubahan positif yang lebih berarti bagi komunitas dalam bentuk prototype project.
Design Thinking merupakan proses pemecahan masalah secara kreatif yang berfokus pada manusia, berlandaskan pada lima step.
Step pertama adalah empathize yaitu mengidentifikasi pengalaman di komunitas untuk menemukan kebutuhan eksplisit dan implisit mereka sehingga dapat tercipta desain yang tepat, melalui riset, wawancara, dan observasi.
Step kedua adalah Define, meninjau temuan dari step pertama, menemukan pola, menemukan sebuah sudut pandang, menyusun insight, untuk menentukan secara spesifik apa yang dibutuhkan oleh komunitas.
Step ketiga adalah Ideate di mana peserta diminta menggali sebanyak mungkin ide-ide kreatif yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang ditemukan. Lalu mereka akan melakukan brainstorming untuk mengevaluasi berbagai ide yang muncul dan menemukan mana yang paling tepat dan relevan.
Lalu, step keempat adalah Prototype, di mana para peserta melakukan pemetaan terhadap user journey lalu membuat paper prototype, selanjutnya digital prototype, dan akhirnya membuat prototype fisik.
Berikutnya adalah Test, dimana peserta akan membagikan prototype tersebut kepada komunitas dan melakukan iterasi terhadap prototype sehingga ide solusinya bisa diadaptasikan dengan cepat.
Terakhir, para peserta akan sharing ide solusi dan prototype mereka dengan storytelling dan membuat sebuah pitch video
Salah satu peserta Samsung Solve for Tomorrow mengakui sesi Design Thinking dan Mentoring membantu mereka mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya, menambah sudut pandang baru mengenai design thinking, dan membantu mempertajam cara berpikir yang sistematis.
“Selain mendapatkan validasi atas produk, melalui sesi ini kami juga mengasah softskill kami untuk bekal saat bekerja nanti,” kata Fariz Marsal Musyaffa, ketua Kelompok Dasher dari Madrasah TechnoNatura Depok, Jawa Barat.
Sementara itu, Neal Guarddin dari Kelompok RGB dari SMAN 8 Jakarta, mengatakan sesi mentoring dan Design Thinking membantu mereka mengatasi hal tersulit yaitu mendesain prototype dan test.
“Sesi ini mengasah kemampuan, bakal membantu untuk perkuliahan nanti dan membuat proposal, dan membantu bekerja dalam teamwork."
Lebih lanjut mengenai program Samsung Solve for Tomorrow silakan kunjungi https://www.solvefortomorrowindonesia.com/ dan mengenai Corporate Social Responsibility Samsung, bisa dilihat di http://csr.samsung.com atau dapat mengunjungi news.samsung.com/id.