News  

Pemprov DKI Berikan Dana Hibah Ratusan Miliar ke Pemprov Jawa Barat untuk Tangani Banjir

Kabarjakarta.com

KabarJakarta.com – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerima kunjungan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/12) sore. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas persoalan banjir yang kerap terjadi di Jakarta akibat terdampak dari Jawa Barat.

Pertemuan keduanya berlangsung selama satu jam, sejak pukul 14.50 WIB hingga 15.50 WIB.

Usai pertemuan, Ridwan Kamil mengatakan kunjungannya ini adalah untuk mengucapkan selamat secara langsung kepada Heru Budi atas jabatan barunya sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta.

“Kedatangan saya ada dua hal, yaitu menghaturkan selamat secara pribadi. Kalau secara lisan sudah, tapi baru bertemu sekarang,” kata Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil.

“Juga mendoakan Pak Heru agar bisa melaksanakan tugas dengan baik, membawa Jakarta lebih baik, dan lancer utamanya,” sambung dia.

Selain itu, Heru Budi dan Ridwan Kamil juga membahas sejumlah permasalahan di Jakarta dan Jawa Barat. Sebagai pemimpin dua provinsi yang bertetangga, Ridwan Kamil mengaku perlu melakukan sinkronisasi kebjakan.

“Ada permasalahan di perbatasan yang tadi kami sinkronisasi,” ungkap Ridwan Kamil.

Dia menekankan, Pemprov Jawa Barat berkomitmen menjalin komunikasi yang baik dengan Pemprov DKI Jakarta.

“Saya kira apa yang terjadi di Jakarta tidak terlepas dari wilayah sekililingnya, penyangga Jakarta,” kata dia.

Selama satu jam, keduanya lebih banyak membahas persoalan penanganan banjir di Jakarta yang terdampak dari Jawa Barat. Heru Budi menyebutkan, dirinya dan Ridwan Kamil membahas berbagai upaya penanganan banjir, mulai dari Bendungan Jatiluhur, Kalimalang, hingga Cisadane.

“Bahas kerja sama pengendalian banjir. Di Ciliwung, Kalimalang, Jatiluhur, sudah. Macam-macam, yang dibahas bukan itu-itu saja,” kata Heru.

Beberapa upaya yang dilakukan, lanjut Heru, yaitu pengendalian debit air hingga pembangunan turap.

Bantuan Dana Hibah dari Pemprov DKI

Sementara itu, Kang Emil mengungkapkan, dalam upaya pengendalian banjir, Pemprov DKI Jakarta juga memberi bantuan dana hibah ke Jawa Barat.

“Contoh, terjadinya banjir di Jakarta sebagian airnya dari Jawa Barat, sehingga ada dukungan dari APBD DKI untuk Depok, Bogor, dan Bekasi yang menjadi sumber aliran air itu,” ungkapnya.

Dia memperkirakan besara dana hibah tersebut mencapai ratusan miliar rupiah yang dialirkan kepada Pemkot Depok dan Pemkot Bekasi.

“Saya enggak terlalu hafal jumlah nominalnya, tapi lumayan, mencapai ratusan milyar, detailnya saya enggak hafal karena bukan melalui gubernur, tapi langsung ke Wali Kota Depok dan Wali Kota Bekasi,” ungkap Ridwan Kamil.

Masih kata Ridwan Kamil, dana tersebut kemudian dibelanjakan untuk merevitalisasi danau-danau di daerah hulu guna meningkatkan daya tampung air. Tujuannya agar dapat mengendalikan banjir Jakarta yang bersumber dari hulu.

“Dana hibah Itu untuk dibelanjakan memperbaiki danau dan sebagainya, sehingga ke Jakarta lebih amanlah dari banjir ke depannya, kira-kira seperti itu,” tuturnya.

Dia menyatakan sangat mengapresiasi bantuan dana tersebut. Kata Ridwan Kamil, bantuan tersebutmerupakan bagian dari aksi saling bantu antarwilayah.

“Jadi ini bukan soal uang, tapi ini NKRI yang dikelola dengan saling membantu, saling membutuhkan. Wajar kalau ada kesepahaman, agar hidup berdampingan ini menjadi maslahat, menjadi kebaikan,” tuturnya.

“Kami mengucapkan terima kasih dan ada bantuan keuangan dari DKI kepada Depok dan Bogor untuk mengatasi permasalahan air,” imbuhnya.

Terkait bantuan dana itu, Ridwan Kamil menegaskan, bahwa tidak hanya Jawa Barat yang membutuhkan DKI, tetapi Jakarta membutuhkan bantuan dari Jawa Barat untuk mengatasi beberapa hal lainnya, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan air minum dari Jawa Barat.

"Saya kasih tahu ya, dari mana orang Jakarta minum air? Airnya dari Jawa Barat yang dikumpulkan di sebuah bendungan yang namanya Jatiluhur,” ujar Ridwan Kamil

Selain itu, dia menyebutkan bahwa Jakarta juga bergantung pada tempat pembuangan akhir sampah di Bantar Gebang, Kota Bekasi. “Yang kedua, di mana 10 juta warga Jakarta buang sampah? Ke Bantar Gebang. Di mana? Di Bekasi, Jawa Barat,” sebut Ridwan Kamil.

Selain itu, dia dan Heru juga membahas persoalan kependudukan di antara kedua wilayah. “Lalu, soal kependudukan. Ada penduduk Bogor, Depok dan Bekasi yang KTP Jawa Barat, tapi tinggal di DKI. Saya kan harus mengecek apakah baik-baik saja atau bagaimana kondisinya. Jadi banyak yang kami bicarakan di dalam tadi,” pungkasnya.

Exit mobile version