News  

Saat Jadi Gubernur DKI, Anies Baswedan “Telantarkan” Kodam Jaya?

Kabarjakarta.com

KabarJakarta.com – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman curhat saat dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Dia menyebut dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta hanya Rp16 miliar.

Kata Dudung, dana hibah yang didapat Kodam Jaya lebih kecil dibandingkan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara (Lakespra) dan Kostrad.

“Waktu saya menjabat Pangdam Jaya, saya pernah sampaikan ke Gubernur waktu itu (Anies). Renovasi Gedung Sudirman itu sudah lama sekali, yang saya heran waktu itu Kodam Jaya Jayakarta dapat hibah hanya Rp16 miliar,” kata Dudung di acara peresmian Museum Jayakarta di Kodam Jayakarta, Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (21/12) kemarin.

Sebagai informasi, Dudung menjabat jabatan Pangdam Jaya pada 27 Juli 2020. Kemudian dia dilantik sebagai Pangkostrad pada 25 Mei 2021, lalu dilantik menjadi KSAD pada 17 November 2021.

Dudung membeberkan, dana hibah yang didapat Lakespra sebesar Rp84 miliar. Sementara itu, Kostrad sebesar Rp52 miliar, Kopassus Rp48 miliar, dan Mabes Angkatan Darat (AD) Rp43 miliar.

Padahal, kata Dudung, sebagai mitra Pemprov DKI Jakarta yang kala itu dipimpin Anies Baswedan, Kodam Jaya selalu berada di depan ketika terjadi sesuatu di wilayah Ibu Kota.

“Bukan Kopassus, bukan Kostrad, apalagi Mabes AD. Kalau terjadi banjir dan sebagainya, kok kita malah diberih dana hibah hanya Rp16 miliar. Ini ironis menurut saya,” ujarnya.

Dia menjelaskan, jika Kopassus dan Kostrad ikut digerakan mengatasi permasalahan Jakarta karena atas perintah KSAD atau atas perintah Panglima TNI. “Dan, itu pasti diserahkan ke Kodam Jaya. Jadi Pangdam Jaya akan kendalikan, tapi dapat dana hibahnya segitu,” tukas Dudung.

Dudung kemudian membandingkan dengan era Gubernur DKI Sutiyoso. Katanya, kala itu Kodam Jaya mendapatkan hibah besar lantaran memahami kesulitan prajurit.

“Kalau dulu pak gubernurnya Pak Sutiyoso, kita dapat banyak, karena beliau dulu tantara dan memahami sulitnya prajurit,” ucapnya.

Kemudian dia bicara soal tugas TNI yang tidak hanya sekadar tugas operasi, tetapi juga menjaga ekstra ketat wilayah Jakarta agar tetap aman.

“Kalau di sini setiap saat politik dan segalam macam, harus ekstra. Apalagi zaman saya dulu, begitu banyak kelompok radikal yang akhirnya bisa kita amankan,” pungkasnya.