Dicap Sarang Barang Bajakan, ITC Mangga Dua Tetap Laris Manis

Salah satu stand jualan di ITC Mangga Dua

KabarJakarta.com — Meski mendapat sorotan dari Amerika Serikat sebagai pusat perdagangan barang bajakan, International Trade Center (ITC) Mangga Dua, Jakarta Utara, masih terlihat ramai dikunjungi masyarakat. Aktivitas jual beli tetap berlangsung normal, bahkan sebagian pedagang mengaku jumlah pembeli tak mengalami penurunan.

“Lebih dari 50 pembeli sehari masih datang. Barang-barang saya ini impor dari Vietnam,” ujar Mirna (39), pedagang sepatu di kawasan tersebut, Selasa (23/4).

Hal serupa juga disampaikan Febrianto, seorang petugas keamanan ITC Mangga Dua. Ia menyebut pengunjung masih memadati area pertokoan seperti biasa meski tengah menjadi sorotan publik.

“Ramai-ramai saja. Tak ada bedanya,” ujarnya singkat.

Pengunjung juga tak terlalu memusingkan isu yang mencuat. Arda (25), salah satu pembeli, justru datang untuk mencari produk bermerek lokal. “Saya ke sini cari merek lokal. Nggak terpengaruh sama pemberitaan itu,” katanya.

ITC Mangga Dua masuk dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dirilis Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). Dalam laporan tersebut, kawasan ini disebut sebagai pasar fisik yang terus menerus masuk daftar prioritas pemantauan karena maraknya peredaran barang palsu dan bajakan, selain beberapa platform digital asal Indonesia.

USTR menilai lemahnya penegakan hukum terhadap hak kekayaan intelektual (HKI) masih menjadi hambatan besar dalam hubungan dagang Indonesia-AS. AS juga mendesak Indonesia memperkuat koordinasi antar lembaga penegak hukum melalui gugus tugas penegakan HKI.

Kekhawatiran turut disampaikan atas perubahan Undang-Undang Paten 2016 yang dinilai bisa membuka celah dalam perlindungan HKI melalui jalur impor atau lisensi.

Isu ini menjadi tantangan tersendiri di tengah upaya Indonesia memperkuat daya saing dan reputasi perdagangan global, khususnya saat tensi perang tarif masih membayangi hubungan kedua negara.