KabarJakarta.com — Lonjakan pemudik di Terminal Kampung Rambutan jelang Idulfitri 1446 Hijriah tampak lebih landai dibandingkan tahun lalu. Dalam periode H-5 hingga H-3 Lebaran, tercatat terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 14 persen dibandingkan waktu yang sama pada 1445 Hijriah.
Pengendali Terminal Kampung Rambutan, Mulyono, memaparkan bahwa jumlah pemudik pada H-5 tahun ini tercatat sebanyak 2.283 orang, sementara tahun sebelumnya mencapai 2.933 penumpang. Selanjutnya, pada H-4 tahun ini, jumlah pemudik menurun menjadi 2.995 dari sebelumnya 3.111 penumpang.
Namun, tren berbalik pada H-3. Pada periode ini, tercatat kenaikan jumlah pemudik menjadi 3.324 orang, sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang berjumlah 3.225 orang.
“Berdasarkan data hingga Sabtu pagi pukul 06.00 WIB, memang grafik harian terus meningkat, tetapi secara keseluruhan bila dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi penurunan sekitar 14 persen,” ujar Mulyono, Sabtu (29/3).
Ia menyebutkan bahwa tujuan favorit pemudik masih didominasi wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan arus pemudik menuju Sumatera mulai menunjukkan penurunan signifikan.
“Dari pemantauan kami, sejak pagi hari arus yang tampak padat berasal dari pemudik dengan tujuan berbagai kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” jelasnya.
Mulyono mengimbau para pemudik untuk memanfaatkan layanan informasi terminal, khususnya bagi mereka yang mengalami kendala dalam penukaran tiket online atau pembelian langsung di loket.
“Kami siap membantu agar perjalanan para pemudik berjalan lancar. Semoga semuanya tiba dengan selamat dan bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman,” tuturnya.
Salah satu pemudik, Adi, mengaku memilih moda transportasi darat karena tidak mendapatkan tiket penerbangan. Ia hendak mudik ke Bengkulu dengan menggunakan bus antarkota antarprovinsi (AKAP).
“Baru dikabari cuti seminggu lalu, tiket pesawat sudah habis. Jadi saya pilih naik bus, harga tiketnya Rp700 ribu,” ujarnya.
Adi memperkirakan waktu tempuh hingga Bengkulu akan memakan waktu sekitar 20 jam, tergantung kondisi lalu lintas dan antrean penyeberangan.
“Kalau lagi padat, biasanya terjebak macet atau antre lama saat mau nyebrang,” tandasnya.