DKI Jakarta dan Karawang Jalin Kerja Sama Ketahanan Pangan, Fokus Pasok Beras Ibu Kota

anen Raya di Karawang, Pramono dan Aep Turun ke Sawah

KabarJakarta.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang untuk menjalin kerja sama di bidang ketahanan pangan, khususnya dalam pengadaan komoditas beras guna memenuhi kebutuhan harian warga Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan bahwa kerja sama ini menjadi langkah strategis mengingat Karawang merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia. Saat ini Karawang memiliki sekitar 88 ribu hektare lahan sawah aktif, sedangkan Jakarta hanya memiliki 400 hektare lahan pertanian.

“Kebutuhan Jakarta per hari itu kurang lebih 2.500 ton beras. Dan untuk itu, Pemprov Jakarta harus melakukan kerja sama yang produktif dan saling menguntungkan dengan pemerintah daerah penghasil, salah satunya Karawang,” ujar Pramono saat kunjungan ke Kutawargi, Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/5).

Ia mengungkapkan bahwa saat ini kerja sama pengadaan beras mencakup sekitar 600 hektare lahan sawah di Karawang. Namun, Pramono mendorong agar skala kerja sama tersebut dapat diperluas, terutama oleh BUMD pangan DKI, Food Station Tjipinang Jaya.

“Saya meminta, kalau memang bisa ditingkatkan, mohon kepada jajaran Food Station untuk bisa dilakukan,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Karawang Aep Syaepuloh menyatakan kesiapan daerahnya untuk memperluas cakupan kerja sama hingga lima kali lipat jika dibutuhkan.

“Tadi juga instruksi dari Gubernur DKI Jakarta, mudah-mudahan bisa lima kali lipat, 3.000 hektare, kami siap. Alhamdulillah, kami memiliki lahan sawah kurang lebih sekitar 88 ribu hektare,” ujar Aep.

Aep pun menyampaikan terima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta dan Food Station Tjipinang Jaya atas kepercayaan dan komitmen yang diberikan kepada Karawang.

Dengan kerja sama ini, diharapkan ketahanan pangan di Jakarta dapat terjaga dengan pasokan beras yang stabil dan terjangkau. Selain itu, sinergi antar daerah ini menjadi model kolaborasi antarwilayah dalam menghadapi tantangan distribusi pangan di tengah urbanisasi dan keterbatasan lahan pertanian di ibu kota.