KabarJakarta.com — Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan terus mengintensifkan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman berbuka puasa atau takjil guna memastikan keamanannya bagi masyarakat.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Selatan, Fitria Ramdhitabudi, mengatakan bahwa pemeriksaan ini rutin dilakukan setiap bulan Ramadan.
“Kemarin, kami melakukan pemeriksaan takjil di wilayah Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak,” ujarnya, Rabu (12/3).
Dalam kegiatan tersebut, petugas mengambil 43 sampel makanan dan minuman dari pedagang setempat. Sampel tersebut mencakup berbagai jenis takjil, seperti lontong, tahu, mie, es buah, jeli, martabak tahu, dan cincau.
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan empat parameter utama, yakni: Borax, Formalin, Metanil Yellow, Rhodamine B
Hasil uji rapid test menunjukkan bahwa satu sampel martabak tahu mengandung Formalin, yang merupakan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
“Sampel positif Formalin akan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk uji konfirmasi,” ungkap Fitria.
Selain pengawasan, Kepala Puskesmas Pembantu Pondok Labu, Putri Atmayanti, menambahkan bahwa para pedagang juga diberikan edukasi mengenai kebersihan dan cara penyajian takjil yang aman.
Sebagai bentuk apresiasi, pedagang yang telah menjalani pembinaan akan diberikan stiker khusus.
“Stiker ini menjadi tanda bahwa tempat berjualan telah memenuhi standar kesehatan dan menerima pembinaan dari Puskesmas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Penyehatan Pangan Ditjen Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Adhi Sambodo, menyatakan bahwa pemeriksaan keamanan takjil ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia sebagai langkah preventif untuk menjamin keamanan pangan masyarakat.
“Pemerintah hadir untuk memastikan makanan yang dijual selama bulan Ramadan aman dan layak konsumsi,” tandasnya.
Dengan pengawasan yang ketat dan edukasi bagi pedagang, diharapkan masyarakat dapat menikmati takjil dengan lebih tenang dan aman selama Ramadan.