KabarJakarta.com — Borneo Muda menggelar Dialog Nusantara bertajuk 'IKN Sentrum Peradaban Dunia' di D'bagios Cafe, Samarinda, Minggu, (03/08). Dialog ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti Duta Besar (Dubes) LBBP RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan M. Fadjroel Rachman, Walikota Samarinda Dr. H. Andi Harun, serta penggiat lingkungan,influencer dan model Kazakhstan, Dayana.
Dalam pemaparannya, Duta Besar (Dubes) LBBP RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan M. Fadjroel Rachman menjelaskan pentingnya Ibu Kota Nusantara untuk mewujudkan pembangunan yang merata di Indonesia.
"IKN adalah bagian dari perwujudan Indonesia sentris yang digagas Presiden Jokowi. Ikhtiar agar "kue" pembangunan dapat dibagi rata. Ibu Kota Negara Kazakhstan, Astana merupakan ‘Sister City‘ pertama untuk IKN. Kazakhstan menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di ibukota Nusantara. Investasi ini melibatkan sektor konstruksi, startup dan lainnya," ucap Dubes Fadjroel.
Mantan Juru Bicara Presiden Jokowi tersebut juga menyampaikan bahwa untuk kesuksesan Ibu Kota Nusantara (IKN) perlu dibangun imajinasi bersama tentang IKN.
"Kita perlu membangun "Imajinasi Nusantara". Imajinasi kebangsaan baru. Imajinasi tentang peradaban dunia agar semua orang merasa memiliki IKN," tutur Dubes Fadjroel.
Ketua Umum, Borneo Muda Harianto Minda, memenyampaikan pemindahan ibu kota ke titik tengah Indonesia di Nusantara adalah langkah yang sangat tepat yang harus terus didukung penuh oleh semua kalangan.
“Nusantara adalah zona dengan geografis khatulistiwa dimana tercipta keseimbangan antara siang dan malam dengan musim kemarau dan musim hujan menjadi bukti bahwa negeri ini menjadi surga dunia. Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya menjadi kebutuhan masa depan dunia, Seperti Emas, Uranium, Batu Bara, Nikel, Bauksit, Fosfat, Biji Besi, Platina, Minyak dan Gas serta yang lainnya. keberadaan Jenis Tambang dan Migas di Indonesia menjadi bukti bahwa Nusantara adalah negeri yang super kaya raya,” pungkasnya.
Narasumber lain, Dayana mengatakan, sangat senang berada di Nusantara, termasuk di Samarinda. Dia menjelaskan optimisnye terkait pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara.
“Dengan dipindahnya ibu kota nantinya, kendaraan listrik akan menjadi prioritas. Apalagi Indonesia salah satu negara penghasil nikel. Kondisi ini sangat baik, belum lagi digitalisasi dan percepatan internet yang baik, maka ibu kota yang baru akan lebih baik dan lebih indah,” ucap Dayana.
Dayana juga memaparkan hikmah pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana.
"Kazakhstan bersyukur karena berhasil memindahkan ibu kota 25 tahun lalu. Kota Almaty sudah sangat padat juga ada polisi udara. Dengan pindahnya ibu kota ke Astana, kini Kazakhstan memiliki beberapa titik pertumbuhan ekonomi baru serta kota yang indah," ujar model Kazakhstan tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, juga memberikan pandangannya dalam dialog ini. Dia menyoroti pentingnya Kaltim dalam perubahan paradigma pembangunan Indonesia dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris.
Andi Harun dalam analisisnya menekankan bahwa Kaltim memiliki potensi besar dalam perubahan ini dan memanfaatkan momentum strategisnya.
“Kita harus memanfaatkan momentum yang sangat penting dan strategis ini agar anak-anak Kaltim bisa menjadi pemain kunci di IKN di masa-masa yang akan datang. Baik dari aspek ekonomi, pemerintahan, sosial, dan budaya hingga sampai pada kanca global dunia,” tutupnya.