KabarJakarta.com – Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta M Insaf mengatakan akan melakukan sosialisasi mitigasi gempa bumi kepada masyarakat.
Hal itu dilakukan menyusul peringatan ancaman gempa akibat Sesar aktif Baribis yang dipublikasikan oleh para peneliti dalam Scientific Report Nature Journal, Kamis (16/6/2022).
“Dengan adanya ancaman gempa tersebut, BPBD Provinsi DKI Jakarta akan melakukan sosialisasi, memberikan edukasi dalam rangka mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi tersebut untuk masyarakat," kata Insaf dalam keterangan tertulis yang diterima KabarJakarta.com, Selasa (28/6/2022).
Insaf mengatakan, sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi bukan kali pertama dilakukan BPBD DKI Jakarta. Sebelumnya, BPBD aktif melakukan sosialisasi mitigasi gempa bumi, khususnya di instansi pendidikan seperti sekolah dan madrasah.
“Juga sosialisasi kepada pemilik gedung bertingkat di DKI Jakarta dan sebagainya,” ucap Insaf.
Dia juga menyebutkan, temuan aktivitas Sesar Baribis menjadi perhatian khusus Pemprov DKI Jakarta dan terus dimonitor secara intensif.
“Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama karena wilayah Jakarta termasuk dalam lintasan Sesar Baribis, karena itu BPBD selalu memonitor juga peringatan dini gempa yang disampaikan oleh BMKG untuk disampaikan kembali kepada masyarakat,” ujarnya.
Sebagai informasi, gempa mengintai Jakarta dan sekitarnya dengan ditemukannya Sesar Baribis sebagai sesar aktif yang dapat memunculkan potensi gempa di Ibu Kota. Temuan ini dilaporkan dalam Scientific Reports di jurnal Nature.
Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro menjadi penulis pertama laporan ilmiah ini dan P Supendi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi penulis kedua. Penelitian juga melibatkan sejumlah peneliti ITB lain, selain peneliti dari Department of Earth Sciences di University of Cambridge dan PT Reasuransi Maipark.
Keberadaan Sesar Baribis sebelumnya telah diverifikasi oleh sejumlah penelitian lain, termasuk penelitian Simandjuntak dan Barber (1996), tetapi keaktifannya saat itu diperdebatkan.
Pemetaan geologis menggunakan data refleksi seismik oleh Koulali dan tim (2017) menemukan, Sesar Baribis, yang berjarak sekitar 25 kilometer selatan Jakarta, memang aktif dengan laju geser sekitar 5 milimeter per tahun.
Dalam kajian terbaru ini, Widiyantoro dan tim memasang tujuh buah seismometer lubang bor (borehole seismometers) di sekitar Sesar Baribis untuk merekam pergerakan seismik selama dua tahun terakhir. Data ini kemudian digabungkan dengan pantauan yang dikumpulkan oleh stasiun BMKG selama periode perekaman yang sama.
Berdasarkan pantauan ini, ditemukan bahwa segmen timur patahan Baribis secara signifikan lebih aktif daripada segmen barat.
Ditemukan sekitar 10 peristiwa yang dikaitkan dengan gerakan di sepanjang segmen timur patahan yang memperkuat argumen bahwa Sesar Baribis memang aktif. Hal ini menyebabkan Jakarta bagian selatan dinilai sangat rentan terhadap gempa bumi cukup besar di masa depan ketika energi regangan yang terakumulasi ini akhirnya dilepaskan.